Senin, 15 Mei 2017

Teori belajar sosial ( Albert Bandura)
















PENDAHULUAN
Latar Belakang Permasalahan
Perintis teori-belajar mengembangkan konsep-konsep melalui pengeksperimentasian hewan di tataran fisik. Mereka mengamati bagaimana hewan melewati jalan yang berliku-liku, menyelesaikan kotak-kotak puzzle, atau belajar menekan tuas di dalam kotak Skinner. Situasi-situasi tersebut tidak bersifat sosial-tidak ada hewan lain yang hadir. Para Skinnerian menunjukkan bahwa prinsip-prinsip yang sama dapat diterapkan pada pembelajaran di dalam konteks sosial. Sama seperti tikus belajar menekan tuas untuk memperoleh makanan, manusia juga belajar untuk berinteraksi dengan orang lain untuk memperoleh penghargaan sosial. Bandura secara khusus berpendapat, bahwa di dalam situasi sosial kita belajar menangani masalah lewat pengimitasian, dan bahwa pemahaman yang penuh dari pembelajaran imitative ini mensyaratkan sejumlah konsep baru.
Albert Bandura lahir pada 1925 di provinsi Alberta, Kanada. Dia tumbuh di sebuah kota yang sangat kecil. Bandura mengambil gelar diplomanya dari University of British Columbia dan gelar kesarjanaan psikologinya dari University of Iowa. Di Iowa dia belajar bersama Robert Sears, salah satu perintis teori belajar sosial lainnya. Pada 1953 Bandura bergabung dengan fakultas psikologi di Stanford dan berkarya di sana sampai dia pensiun. Di bidang psikologi, Bandura sudah membangun reputasi yang demikian tinggi sehingga pada 1974 dia dipercaya menjabat presiden Asosiasi Psikologi Amerika. Murid-muridnya sendiri menjuluki dia generalis modern, seorang pria dengan pengetahuan sangat luas di banyak ilmu sosial.
Melalui makalah ini kami berharap pendidik dan calon pendidik dapat menerapkan teori belajar sosial Bandura supaya  kita terlalu membebani siswa dan dapat memahami karakteristik setiap siswa yang berbeda.



Rumusan Permasalahan
Apa saja konsep-konsep utama teori belajar sosial menurut Bandura?
Bagaimana implementasi yang diterapkan di Sekolah Dasar?
Bagaimana kekuatan dan kelemahan teori-teori perilaku?

Tujuan Penulisan Makalah
Mengetahui konsep-konsep utama teori belajar sosial menurut Bandura.
Mengetahui implementasi yang diterapkan di Sekolah Dasar.
Mengetahui kekuatan dan kelemahan teori-teori perilaku.



KONSEP-KONSEP UTAMA TEORI BELAJAR SOSIAL
Perspektif belajar sosial menganalisis hubungan kontinu antara variabel-variabel lingkungan, ciri-ciri pribadi, dan perilaku terbuka dan tertutup seseorang. Perspektif ini menyediakan interpretasi-interpretasi tentang bagaimana terjadi belajar sosial dan bagaimana kita mengatur perilaku kita sendiri. Berikut ini adalah konsep-konsep utama teori belajar sosial :

Pemodelan (modeling)
Fenomena pemodelan yaitu meniru perilaku orang lain dan pengalaman “vicarious”, yaitu belajar dari keberhasilan dan kegagalan orang lain. Bandura berpendapat bahwa sebagian besar belajar yang dialami manusia tidak dibentuk dari konsekuensi-konsekuensi, melainkan manusia itu belajar dari suatu model. Contoh : guru olahraga mengajarkan loncat tinggi, kemudian para siswa menirunya. Bandura menyebut ini “no-trial learning” sebab para siswa tidak harus melalui proses pembentukan, tetapi dapat segera menghasilkan respons yang benar.

Fase Belajar
Menurut Bandura ada 4 frase belajar dari model, yaitu :

Frase Perhatian
Frase pertama dalam belajar observasional ialah memberikan perhatian pada suatu model. Para siswa memberikan perhatian pada model-model yang menarik, berhasil, menimbulkan minat, dan populer. Guru di dalam kelas akan mempeoleh perhatian dari para siswa jika guru memberikan isyarat-isyarat yang jelas dan menarik. Contoh : guru berkta “Nah, perhatikan bagaimana ibu menyatakan jumlah atom oksigen dalam molekul oksigen dan jumlah molekul okstigen yang berreaksi”.

Frase Retensi
Bandura mengemukakan bahwa peranan kata-kata, nama-nama, atau bayangan yang kuat yang dikaitkan dengan kegiatan-kegiatan yang dimodelkan dalam mempelajari dan mengingat perilaku sangatlah penting. Contoh : cara guru pamong atau guru model berdiri dimuka kelas, memberikan pembelajaran pendahuluan, menuliskan kosep, atau kata-kata baru di papan tulis, memberikan giliran pada siswa-siswa, memberikan rangkuman, dan lain-lain.

Fase Reproduksi
Fase reproduksi mengijinkan model atau instruktur untuk melihat apakan komponen-komponen suatu urutan perikalu telah dikuasai oleh yang belajar. Conoh : seorang guru mungkin memenukan bahwa seelah memodelkan prosedur-prosedur untuk memecahkan persamaan kuadrat, beberapa siswa hanya dapat memecahkan sebagian dari persamaan itu. Mereka mungkin membutuhan pertolongan dalam menguasai seluruh urutan untuk memecahkan persamaan kuadrat itu. Kekurangan penampilan hanya dapat diketahui bila siswa-siswa diminta untuk menampilkan. Itulah sebabnya frase reproduksi di perlukan.

Fase Motivasi
Fase terakhir dalam proses belajar observasional adalah fase motivasi. Siswa akan meniru suatu model sebab mereka merasa bahwa denganberbuat demikian mereka akan meningkatkan kemungkinan untuk memperoleh “reinforcement”. Contoh : siswa memperhatikan suatu model, melakukan suatu latihan, dan menampilkannya sebab mereka mengetahui bahwa inilah yang disukai guru dan menyenangkan guru.

Belajar Vicarious
Belajar vicarious adalah belajar dengan melihat orang diber reinforcemen atau dihukum waktu terlibat dalam perilaku-perilaku tertentu. Contoh : bila seorang murid berkelakuan tidak baik, guru memperhatikan anak-anak yang bekerja dengan baik dan memuji mereka karena pekerjaan mereka yang baik itu. Anak yang nakal itu melihat bahwa bekerja memperoleh reinforcemen sehingga mereka pun kembali bekerja.

Pengaturan Sendiri
Bandura berhipotesis bahwa manusia mengamati perilakunya sendiri, mempertimbangkan perilaku itu terhadap kriteria yang disusunnya sendiri, kemudian memberi reinforcemen atau hukuman pada dirinya sendiri. Contoh : seorang siswa mungkin sudah merasa senang sekali memperoleh 90% betul dalam suatu tes, tetapi anak yang lain mungkin masih kecewa.


IMPLEMENTASI YANG DITERAPKAN DI SEKOLAH DASAR
Berdasarkan teori belajar sosial Bandura, dapat disimpulkan bahwa kami sebagai calon pendidik dapat menerapkan beberapa teori yang dikemukakan Bandura, seperti :
Pembelajaran Lewat Pengamatan (observational learning)
Kita mengajak anak didik kita untuk belajar di luar kelas seperti pergi ke kebun binatang. Mereka bisa mengenal macam-macam hewan dan habitatnya. Sehingga dengan melakukan pengamatan anak-anak lebih cepat menerima pembelajaran.

Agresi
Kita memberikan pujian kepada anak didik kita apabila mereka melakukan hal yang baik atau mendapat nilai yang bagus. Tetapi kita tidak memberi pujian atau hukuman kepada anak didik kita yang gagal.

Peranan Jenis Kelamin
Kita memberikan tugas kepada anak didik kita sesuai jenis kelamin mereka, seperti pada saat selesai pembelajaran anak perempuan bertugas menyapu dan anak laki-laki bertugas untuk mengangkat kursi ke atas meja.

Tingkah Laku Pro Sosial
Kita mengajarkan kepada anak didik kita untuk memiliki rasa simpati dan kepedulian kepada sesama. Seperti mengajak anak didik kita  mengumpulkan iuran untuk teman yang sedang sakit dan menjenguknya.

Pengaturan Diri
Kita membacakan kisah-kisah para ilmuwan dan atlit yang tidak sudi menetapkan standar rendah demi mencapak kesempurnaan, dan yang akhirnya mencapai keberhasilan besar dan pengakuan luas dari publik.

Kemampuan Diri
Seorang anak menyatakan “Aku bagus di Aljabar” atau “Aku perenang yang payah”.




KEKUATAN DAN KELEMAHAN TEORI-TEORI PERILAKU
Prinsip-prinsip yang melandasi teori-teori perilaku memiliki kedudukan yang kuat dalm psikologi dan hal ini telah ditunjukkan dalam berbagai situasi. Prinsip-prinsip ini berguna untuk menjelaskan sebagian besar dari perilaku manusia, dan bahkan lebih berguna dalam mengubah perilaku.
Kelemahan dari teori perilaku adalah proses belajar yang kurang tampak, seperti pembentukan konsep, belajar dari buku, pemecahan masalah, dan berpikir. Kekuatan dari teori perilaku adalah proses belajar yang termasuk kedalam domain belajar kognitif, walaupun teori belajar sosial, yang merupakan suatu pertumbuhan langsung dari teori-teori belajar perilaku, menolong menjembatani gap antara kedua prespektif ini.
Teori-teori belajar dan kognitif kerap kali dikemukakan sebagai teori-teori yang bersaing dan bertentangan. Sebenarnya, lebih baik melihat kedua macam teori ini sebagai teori-teori yang menanggapi masalah-masalah yang berbeda, jadi lebih bersifat komplementer daripada bersaing.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari konsep-konsep utama teori belajar sosial adalah sebagai berikut. Untuk bisa mengimitasi model sampai berhasil, kita harus:
Memberi perhatian pada model.
Mengingat-ingat apa yang sudah kita lihat dalam bentuk simbolik.
Memiliki kemampuan motorik yang dibutuhkan untuk mereproduksi tingkah laku tersebut.
Apabila tiga kondisi ini terpenuhi, kita mungkin masih belum bisa melakukannya. Karena pelaksanaan tingkah laku diatur oleh jenis penguatan yang menyertainya, umumnya terbentuk vicarious reinforcement. Dalam realitas, empat komponen ini tak terpisahkan. Proses-proses penguatan secara khusus memengaruhi apa yang kita ikuti. Contohnya, kita sering mengikuti model-model yang berkuasa, kompeten dan prestisius karena kita menemukan jika kita mengimitasi mereka-jadi bukannya model-model yang lemah-maka kita akan dibawa menuju konsekuensi-konsekuensi yang lebih positif.
Kesimpulan dari implementasi yang diterapkan di Sekolah dasar adalah berdasarkan teori Bandura kita dapat menerapkan pembelajaran lewat pengamatan, agresi, peranan jenis kelamin, tingkah laku pro-sosial, mengaturan diri dan kemampuan diri.
Kesimpulan yang dapat diambil dari kekuatan dan kelemahan teori-teori belajar perilaku adalah :
Kelemahan dari teori perilaku adalah proses belajar yang kurang tampak, seperti pembentukan konsep, belajar dari buku, pemecahan masalah, dan berpikir.
Kekuatan dari teori perilaku adalah proses belajar yang termasuk kedalam domain belajar kognitif, walaupun teori belajar sosial, yang merupakan suatu pertumbuhan langsung dari teori-teori belajar perilaku, menolong menjembatani gap antara kedua perspektif ini.



DAFTAR REFERENSI
Crain, William.2007. Teori Perkembangan, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Sample Text

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Cari Blog Ini

position: absolute;top: 0;left: 0;z-index: 3000;cursor: default;} #outerCircleText div {position: relative;} #outerCircleText div div {position: absolute;top: 0;left: 0;text-align: center;}

Pages

Blogger templates